Tuhan….
“Bisakah daun hidup tanpa akar dan batang?”
Aku hamparan tanah, kepingan bumi….
Dan kemarin....
Kehidupan melahirkanku
Kau janjikan sekuntum bunga untuk kata ‘Berhasil’
Dan ‘Kubangan Api’ di pasak-pasak nirwana
Tapi kini masa mengiringku ke gerbang jelek,
Rapuh dan terlantar
Kemudian Sang waktu pergi meninggalkanku ‘Sendiri’
Dengan cabang-cabang detik yang menusuk poriku
Licin tersiram hujan….
Sebutir biji terhempas angina dan jatuh, mungkin dari langit…
Menusukku, meretakkanku, menjalar dan tumbuh…
Inikah labirin kehidupan atau justru maze kematian
Awan muram, membentangkan jubah hitamnya
“itu tangga menuju bunga” katanya
Tapi ranting-ranting ini menggangguku, mencabikku
Batangnya membebaniku, berat…
Haruskah ku tumbangkan dan mundur, hancur jua …
Aku ngeri…siluet api menjilat-jilat bayangku
Batang itu tak lagi lurus, dia kokoh memang tapi kian mengembung
Meradang dan kembali pecah…
Menghirup nyeri hijau yang sejuk…
Sepelik apa aku harus merangkak ke kuntum itu…
Tak teraba…
Dan sepertinya Tuhan berbisik padaku, pada celah otakku, hanya untukku, tapi untuk semua…
“Tak ada peta untukmu…dan kau harus tau kenapa”
Dan aku jawab
“Ya…Aku pasti tak berani melangkah”
Udah pernah gw posting juga di Facebook, January 20th 2010
Kamis, 26 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar